Film animasi untuk orang dewasa

http://www.bbc.com/indonesia/vert_cul/2015/06/150620_vert_cul_animasi

bambiHak atas fotoWALT DISNEY PICTURES
Sejumlah animasi dipandang banyak pihak sebagai film untuk orang dewasa, bukannya konsumsi anak-anak, karena topiknya, jalan ceritanya atau gambarnya. Berikut ini adalah sejumlah animasi yang BBC Culture pilihkan.

Bambi (1942)

Film ini dipandang sebagai suatu keberhasilan animasi terbesar Walt Disney.
Tetapi banyak orang tua tidak membiarkan anak-anak mereka menontonnya, dan alasannya - adegan yang mengejutkan saat peluru pemburu membunuh induk Bambi -karena itulah film klasik tentang rusa yang menjadi dewasa ini lebih tidak bisa diterima orang dewasa dibandingkan anak-anak.
Memang terdapat berbagai adegan yang memuja-muja manusia, tetapi ini adalah dongeng kuno tentang siklus alam, sehingga kartun binatang yang dapat berbicara ini bukan lagi sebuah fantasi.
Mulai dari adegan pembukanya, film ini mengubah hutan menjadi pemandangan pedesaan yang penuh misteri, sampai ke klimaks cerita saat kebakaran hutan.
Kemungkinan ini adalah adegan paling kuat kartun Disney, saat Bambi harus memutuskan akan bertindak atau menghadapi kematian. Owen Gleiberman.

When the Wind Blows (1986)

kingroadHak atas fotoKINGS ROAD ENTERTAINMENT
Manusia salju menjadi tontonan televisi setiap Natal, tetapi adaptasi buatan Raymond Briggs ini lebih bagus lagi.
Campuran teknik animasi yang indah, dengan sejumlah potongan adegan laga yang dipadukan.
Film ini mengangkat cerita Jim dan Hilda (yang disuarakan John Mills dan Peggy Ashcroft), dua orang pensiunan yang hidup di rumah mereka di Sussex, Inggris dengan tenang tentram.
Tetapi serangan nuklir Uni Soviet merusak Inggris. Jim dan Hilda tetap berusaha bersabar, tetapi mereka tetap terkena racun radiasi.
Film ini adalah satire yang mengundang senyum dan kesedihan, ketika When the Wind Blows mengusik kepolosan pasangan ini. Nicholas Barber.

Yellow Submarine (1968)

submarineHak atas fotoAPPLE FILMSUNITED ARTISTS
Dongeng yang dipandang sebagai tonggak seni pop The Beatles ini adalah sebuah suatu revolusi film.
Animasi ini tiba-tiba menjadi film cerita umum, yang selama tiga puluh tahun dikuasai Disney.
Film ini membuktikan animasi bisa memabukkan. Jalan ceritanya memang tidak berpijak pada kenyataan, tetapi anak-anak tetap dapat menikmati adegan Fab Four menghadapi Blue Meanies.
Tetapi hanya orang dewasa yang benar-benar dapat menikmati sisi visual Yellow Submarine, mulai dari gambar mimpi Pepperland buatan Peter Max sampai ke suara Eleanor Rigby yang mewakili suasana Liverpool. Owen Gleiberman.

Grave of the Fireflies (1988)

Hak atas fotoSTUDIO GHIBLI
Jika anda ingin terus merasa depresi, silahkan lanjutkan menonton When the Wind Blows dengan Grave of the Fireflies yang juga bercerita tentang kehancuran akibat pemboman dan sepasang orang polos yang berusaha bertahan hidup.
Yang terutama begitu suram terkait film Jepang ini adalah karena tokohnya adalah anak laki-laki dan saudara perempuannya.
Dengan mata yang terbelalak dan penuh perasaan, Seita dan Setsuko terlihat begitu menggemaskan sama seperti ciptaan Studio Ghibli lainnya, Moppets.
Tetapi mereka bukannya harus melawan setan dan jin Ghibli, kedua anak ini menjadi korban Perang Dunia Kedua.
Kampung mereka dihancurkan bom Amerika Serikat, sementara ibu mereka terbakar hidup-hidup.
Mereka kemudian harus tinggal dengan seorang tante yang sebenarnya membenci kedua anak ini. Nicholas Barber.

Wallace and Gromit: The Curse of the Were-Rabbit (2005).

Hak atas fotoDREAMWORKS
Bukanlah hanya metode animasi tanah liat Nick Park dan Steve Box yang ketinggalan zaman.
Jenis komedi slapstick mereka juga kuno. Tetapi agar dapat lebih menikmatinya, akan sangat membantu untuk menempatkan diri sebagai orang dewasa yang hidup di tengah-tengah kebudayaan pop.
Saat kita menonton Wallace, tokoh pahlawan penemu, dan Gromit anjingnya yang bisu, tetapi jauh lebih cerdas, berusaha menyelamatkan perlombaan sayur raksasa dari mulut kelinci raksasa, film ini menghadirkan ketidakmasukakalan.
"Berikan pasokan Anda kesini!" kata seorang wirastawan. Tetapi tetap masih ada ruang untuk adegan klimaks dimana Gromit, yang menerbangkan sebuah pesawat berbaling-baling, menjadi pahlawan lewat manuver yang heroik dan rumit, mirip gerakan balet Indiana Jones. Owen Gleiberman.

Waking Life (2001)

Hak atas fotoFOX SEARCHLIGHT PICTURES
Richard Linklater terkenal lewat film yang dibuatnya selama 12 tahun, Boyhood. Tetapi sebelum dia memulai film itu, Linklater sudah membuktikan keberaniannya lewat Waking Life.
Film yang dapat dilihat sebagai dokumenter atau drama ini, berdasarkan serangkaian adegan tentang mekanika kuantum, neurobiologi, reinkarnasi dan sifat dunia nyata.
Tim seniman film menggunakan gambar yang 'berdenyut' di atas rekaman video.
Sejumlah pengecamnya mengatakan gambar yang mirip orang sedang mabuk obat ini bertujuan untuk mempertahankan perhatian penonton, padahal film ini sebenarnya terlalu mengada-ada.
Tetapi 'kepusingan' yang diciptakan ini juga mewakili tema film: bahwa dunia sekitar kita kemungkinan hanyalah sebuah mimpi. Nicholas Barber.

Persepolis (2007)

Hak atas fotoSONY PICTURES CLASSICS
Pada mulanya, sepertinya adalah suatu kontradiksi jika sebuah film animasi yang hidup dan menghibur dapat juga memperlakukan sejarah dengan serius.
Tetapi setelah menonton adaptasi novel grafis Marjane Satrapi tentang pengalamannya menjadi dewasa di Iran sekitar masa Revolusi Islam tahun 1979, sepertinya sulit untuk membayangkan animasi tidak digunakan dalam cara yang begitu relevan ini.
Persepolis menciptakan kembali gaya visual Satrapi yang datar, anggun dan monokromatis, tetapi sifat tokohnya sama sekali tidak hitam putih.
Dia selalu saja memberontak, bukan hanya terhadap rezim Iran, tetapi juga terhadap orang-orang manja yang ditemuinya di Prancis, disamping sifatnya sendiri yang memang tidak sabaran.
Hasilnya adalah film yang tragis tetapi juga memberi semangat: sangat jauh berbeda dari animasi anak-anak. Owen Gleiberman.
The Triplets of Belleville (2003)
Hak atas fotoSONY PICTURES CLASSICS
Film pertama Sylvain Chomet yang sangat eksentrik ini sulit dijelaskan lewat ukuran umum.
Petualangan surealis yang mencirikan Prancis ini penuh dengan musik yang mengajak orang bergerak, nyaris tanpa dialog.
Kembar Tiga Belville menampilkan seorang wanita manula bertubuh kecil yang menyeberangi Laut Atlantik dengan perahu kayuhan, dua anggota mafia yang menculik pembalap sepeda Tour de France dan tiga penyanyi yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap katak sebagai santapan makan malam.
Film ini adalah komedi yang gila dan nikmat, tetapi tetap ada suasana sendu. Film ini merupakan hasil lukisan yang indah, dan menjadi lebih mengalir dengan bantuan ketrampilan digital masa kini.
Film ini memang dipengaruhi seniman Josephine Baker, Jacques Tati, Max Fleischer dan yang lain-lainya, tetapi animasi seperti ini belum pernah dibuat sebelumnya. Nicholas Barber.

Fantastic Mr Fox (2009)

Hak atas foto20TH CENTURY FOX
Wes Anderson membawa ironi kepada penontonnya, jadi mungkin adalah ironi terbesar karirnya saat dirinya menjadikan novel anak-anak Roald Dahl dari tahun 1970 menjadi film cerita animasi yang lebih mencekam daripada film laga buatannya.
Sebagian besar film ini sulit dipahami anak-anak, apakah itu adegan lelucon tentang perumahan atau Mr Fox, yang disuarakan George Clooney, yang berusaha menjelaskan secara 'beradab' bahwa dirinya mencuri ayam "karena saya seekor binatang liar". Owen Gleiberman.

Chico & Rita (2010)

Hak atas fotoGKIDSWALT DISNEY PICTURES
Minum-minum, merokok, rasialisme, jaz...ini hanyalah empat masalah orang dewasa yang menghidupkan Chico & Rita.
Yang kelima adalah seks. Ini bukannya mengisyaratkan film percintaan Spanyol yang dicalonkan piala Oscar ini sebagai animasi porno.
Tetapi ini adalah satu-satunya kartun yang menggambarkan ketertarikan antara dua orang dewasa.
Salah satunya adalah Chico, pemain piano Kuba yang ambisius dan berbakat.
Yang lainnya, Rita, penyanyi yang 'menyihirnya' lewat suara yang memukau dan tubuh yang seksi.
Animasinya mirip buku anak-anak dengan goresan yang tegas dan semarak.
Film ini mengikuti turun naiknya hubungan kedua kekasih dari Havana tahun 1940-an ke New York 1950-an dan seterusnya.
Mereka memperuntukkan kehidupannya bagi musik.
Tetapi begitu Chicho melihat Rita menyanyikan Besame Mucho dengan mengenakana gaun berwarna kuning, tidak diragukan lagi apa yang ada di pikiran mereka. Nicholas Barber.

Komentar